ANIME

Kualitas Film Animasi Merah Putih: One For All Tuai Kritik Pedas, Netizen Tak Tahan Berkomentar!

IDNPLAY NEWS – Animasi Merah Putih One For All yang dibuat untuk menyambut HUT ke 80 RI tengah menjadi bahan pembicaraan hangat di dunia maya. Trailer film ini dirilis menjelang penayangan di bioskop dan justru memicu gelombang kritik. Banyak warganet menilai kualitas grafisnya seadanya bahkan seperti belum selesai dikerjakan. Platform X dipenuhi unggahan yang membahas cuplikan film tersebut. Sebagian komentar bernada sindiran dengan membandingkan proyek ini dengan standar film animasi populer. Salah satu perbandingan paling mencolok datang dari warganet yang menyebut kualitasnya seperti langit dan bumi jika disejajarkan dengan film Jumbo. Fenomena ini memicu diskusi luas tentang kualitas produksi animasi nasional dan ekspektasi penonton yang semakin tinggi terhadap karya yang mengusung tema kebangsaan.

Kritik Pedas pada Kualitas Grafis

Gelombang kritik terhadap Animasi Merah Putih semakin memanas setelah muncul dugaan penggunaan aset stok murah. Unggahan di YouTube dan X menunjukkan adegan jalan yang disebut menggunakan aset Street of Mumbai dari Daz3D. Beberapa karakter dan latar belakang diduga dibeli seharga belasan dolar AS. Fakta ini memunculkan tanda tanya besar terkait anggaran produksi yang disebut mencapai Rp 6,7 miliar. Warganet membandingkan biaya tersebut dengan satu episode anime populer seperti One Piece atau Demon Slayer yang bisa menghabiskan Rp 1,8 miliar namun dengan kualitas jauh lebih baik. Banyak yang menilai langkah penggunaan aset stok mengurangi nilai orisinalitas dan tidak sejalan dengan semangat nasionalisme yang diusung. Perbincangan ini membuat publik semakin penasaran akan hasil akhir film yang akan tayang.

“Baca juga: Spoiler OP 1157: Pengkhianatan Rocks Pirates, Shakky Buka Bar yang Bikin Semua Terpana!”

Sorotan pada Aset Karakter dan Latar

Selain latar jalan, beberapa karakter dalam film ini juga menjadi bahan perdebatan. Warganet menemukan kemiripan dengan aset yang tersedia di Reallusion Content Store. Karakter seperti Jayden, Tommy, Ned, dan Francis diduga diambil langsung dari karya desainer luar negeri. Harga aset tersebut sekitar Rp 700 ribu per item sehingga membuat publik bertanya apakah anggaran besar benar-benar digunakan untuk produksi kreatif. Temuan ini bahkan memicu netizen Indonesia menyerbu akun YouTube desainer terkait untuk memberikan komentar. Salah satu desainer menjelaskan bahwa ia tidak menerima pembayaran langsung dari pembuat film. Sorotan ini memperkuat kesan bahwa proses produksi dilakukan secara instan dan kurang memperhatikan aspek originalitas desain yang seharusnya menjadi kebanggaan sebuah film bertema nasional.

Respons Produser di Tengah Kontroversi

Produser film ini Toto Soegriwo akhirnya memberikan tanggapan melalui media sosial. Ia tidak secara langsung menjawab tudingan soal penggunaan aset murah atau teknis produksi. Sebaliknya, ia mengajak publik untuk tersenyum dan melihat sisi positif dari kontroversi yang membuat film ini menjadi viral. Menurut Toto, banyak pihak yang justru mendapatkan manfaat dari maraknya pembicaraan. Namun pernyataan ini tidak serta-merta meredakan kritik publik. Sebagian pihak menilai bahwa tanggapan tersebut terkesan menghindari substansi masalah. Meski begitu, produser tetap menegaskan film akan tayang sesuai jadwal pada 14 Agustus 2025. Dukungan dari Kementerian Ekonomi Kreatif juga disebut menjadi bagian dari proses produksi ini meski belum ada pernyataan resmi terkait isu yang beredar.

“Simak juga: PECAH! Trailer Baru One Piece Resmi Rilis, Siap Tayang 10 Agustus Ini!”

Sinopsis dan Konsep Cerita Film

Animasi Merah Putih One For All digarap oleh sutradara Endiarto dan Bintang dengan skenario yang mengangkat cerita kebangsaan. Latar cerita berada di sebuah desa yang tengah mempersiapkan perayaan Hari Kemerdekaan. Sekelompok anak terpilih menjadi Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka yang akan dikibarkan pada upacara 17 Agustus. Konflik muncul ketika bendera tersebut hilang menjelang hari penting. Tim yang berasal dari latar budaya berbeda itu kemudian bersatu menjalankan misi penyelamatan. Konsep ini diharapkan menjadi inspirasi persatuan dan semangat nasionalisme bagi penonton. Namun, kualitas teknis yang diperdebatkan membuat fokus publik bergeser dari pesan moral cerita menuju kontroversi produksi yang menyelimutinya.

Sarah Azhari

Recent Posts

MVP EWC 2025: Kenapa Rasyah Jadi Pembeda di Laga Penentuan

IDNPLAY NEWS - MVP EWC 2025 Rasyah muncul sebagai figur kunci yang mengubah arah laga penentuan dengan performa eksplosif dan…

5 days ago

7 Anime dengan Plot Twist Rapi untuk Kamu yang Bosan Cerita Klise

IDNPLAY NEWS - Penggemar lama mulai mencari anime dengan plot twist yang rapi ketika cerita klise terasa terlalu mudah ditebak.…

1 week ago

Update PGS Points Terbaru dan Dampaknya pada Kualifikasi PGC 2025

IDNPLAY NEWS - Perubahan sistem poin resmi mengubah jalur kualifikasi PGC 2025, sehingga tim profesional segera menyesuaikan strategi untuk mengantisipasi…

2 weeks ago

Honor of Kings Jadi Magnet Baru Atlet E-Sports Mobile Profesional

IDNPLAY NEWS - Honor of Kings e-sports mulai menarik banyak atlet mobile yang mencari ekosistem kompetitif stabil dan peluang karier…

2 weeks ago

Karier Perempuan di Teluk: Lonjakan Partisipasi Kerja dan Peluang Baru 2025

IDNPLAY NEWS - Data terbaru menunjukkan peluang karier perempuan Teluk melonjak tajam menjelang 2025 seiring reformasi tenaga kerja dan investasi…

3 weeks ago

Honor of Kings Hadirkan Kolaborasi Eksklusif dengan Anime Populer Favorit Penggemar

IDNPLAY NEWS - Kolaborasi Honor of Kings anime resmi diumumkan dengan deretan konten eksklusif yang langsung menarik perhatian komunitas gamer…

3 weeks ago