IDNPLAY NEWS – Shinsei Galverse muncul sebagai proyek anime orisinal yang siap mengubah cara produksi animasi dilakukan. Anime ini akan tayang perdana di YouTube pada 25 Juni dan menjadi perhatian karena pembuatannya tidak menggunakan cara konvensional. Shinsei Galverse diciptakan melalui metode crowdsourcing yang didukung oleh komunitas NFT. Pendanaan dilakukan secara terbuka dan kolektif oleh para pemilik aset digital, menjadikannya unik dalam lanskap anime saat ini. Proyek ini dipimpin oleh sutradara Ayaka Ōhira dan digarap oleh studio independen S o K. Dengan genre sci-fi dan desain karakter futuristik, Galverse tidak hanya menawarkan cerita menarik tetapi juga menunjukkan bagaimana teknologi blockchain masuk ke ranah kreatif. Keberadaan proyek ini menunjukkan bahwa eksperimen pendanaan komunitas telah mulai diadopsi dalam produksi animasi Jepang. Sebuah transformasi sedang digerakkan oleh kekuatan kolektif penggemar dan inovator digital.
Pendanaan untuk Shinsei Galverse tidak berasal dari studio besar atau investor tunggal. Sebaliknya, komunitas online menjadi tulang punggung proyek ini sejak awal. Ratusan aset digital NFT bertema karakter dan elemen dunia Galverse dirilis sebagai bentuk kepemilikan kolektif. Dana yang terkumpul digunakan untuk mendanai tahap produksi awal hingga akhir. Partisipasi dari komunitas NFT menciptakan hubungan langsung antara penggemar dan pembuat konten. Dengan model ini, keputusan produksi tidak hanya ditentukan secara hierarkis oleh eksekutif, melainkan juga diinformasikan oleh pemilik NFT. Model ini dinilai lebih demokratis dalam distribusi suara kreatif. Beberapa keputusan desain bahkan dipilih melalui jajak pendapat komunitas. Format ini juga memberikan kemungkinan royalti digital kepada pemegang NFT jika Galverse berkembang menjadi waralaba. Cara ini memberi contoh bagaimana ekosistem blockchain dapat mengubah rantai distribusi tradisional di industri kreatif Jepang dan global.
“Baca juga: Black Butler Season 5 Segera Tamat: Episode Finale Tayang 28 Juni”
Shinsei Galverse dirancang dengan pendekatan visual yang memadukan nuansa retro dengan tema futuristik. Karakter utama mengenakan pakaian yang terinspirasi dari fiksi ilmiah tahun 80-an, namun digabungkan dengan elemen digital kontemporer. Palet warna cerah mendominasi, menampilkan latar kota dan ruang angkasa yang kaya detail. Animasi ini tidak sepenuhnya dibuat oleh tim besar, tetapi dibantu oleh kolaborator yang tersebar di berbagai belahan dunia. Gaya visualnya dianggap unik karena perpaduan estetika masa lalu dan masa depan dalam satu layar. Banyak elemen grafis yang diambil dari aset NFT asli, kemudian dikembangkan menjadi bagian dari dunia animasi. Musik latar dipilih dari karya seniman elektronik independen yang juga berafiliasi dengan komunitas NFT. Dengan begitu, Shinsei Galverse menjadi perwujudan karya seni kolektif yang melibatkan banyak kreator kecil. Proyek ini membuktikan bahwa batas antara produsen dan konsumen kini menjadi semakin tipis dalam era digital.
Ayaka Ōhira adalah tokoh sentral di balik penyutradaraan Shinsei Galverse. Ia dikenal karena pendekatannya yang eksperimental dalam membuat animasi. Sebelumnya ia telah terlibat dalam berbagai proyek indie yang mengusung tema perempuan dan teknologi. Dalam Galverse, pendekatannya tetap konsisten namun kini mendapat dukungan teknologi web3. Studio S o K sebagai mitra produksi telah dikenal memproduksi proyek animasi berskala kecil namun berdampak besar. Dalam proyek ini, mereka tidak hanya mengandalkan animator tetap tetapi juga membuka kolaborasi dengan seniman digital yang bergabung dari komunitas NFT. Pekerjaan storyboard dan desain karakter dilakukan secara terbuka dengan masukan dari komunitas. Sumber daya kreatif disatukan melalui jaringan daring lintas negara. Proses ini menjadikan Shinsei Galverse bukan hanya produk hiburan, tetapi eksperimen nyata bagaimana sebuah karya dapat dibentuk melalui jaringan komunitas global dan teknologi terdesentralisasi.
“Simak juga: Jackie Chan: Dari Stuntman Tak Dikenal ke Legenda Laga Dunia”
Original Net Animation atau ONA adalah format distribusi yang semakin populer di kalangan kreator independen. Shinsei Galverse memilih rute ini agar akses ke audiens lebih inklusif. Distribusi melalui YouTube memberi keleluasaan dalam penyebaran tanpa perlu persetujuan jaringan televisi atau platform streaming besar. Model NFT yang digunakan untuk produksi juga membuka potensi bagi anime-anime lain mengikuti jalur serupa. Dalam jangka panjang, cara ini dapat memberikan kebebasan finansial dan kreatif bagi pembuat konten yang tidak ingin terikat industri besar. Tantangan tentu masih ada, seperti konsistensi produksi dan pengelolaan komunitas digital. Namun Galverse telah membuktikan bahwa ada jalan lain untuk menciptakan dan membagikan cerita. Eksperimen ini bisa menjadi acuan bagaimana masa depan industri anime terbentuk dari partisipasi, bukan dominasi korporasi. Jika berhasil menarik perhatian luas, Galverse bisa membuka bab baru dalam sejarah animasi internet.
IDNPLAY NEWS – Mata Odin dan Buah Iblis Loki menjadi dua simbol kunci yang memantik rasa penasaran penggemar One Piece saat arc…
IDNPLAY NEWS – One Piece 1153 diawali dengan visual yang memperlihatkan suasana Wano pasca kepergian Luffy dan kru Straw Hat. Dalam cover…
IDNPLAY NEWS – One Piece 1153 membawa pembaca menyelami bagian paling misterius dari dunia para raksasa di Elbaf. Kali ini cerita kembali…
IDNPLAY NEWS – Death Stranding Bertransformasi menjadi salah satu karya yang paling dinantikan dalam dunia hiburan modern. Karya fenomenal dari Hideo Kojima…
IDNPLAY NEWS – Black Butler Season 5 kini berada di puncak akhir kisahnya. Serial anime yang sudah menemani para penggemar selama lebih…
IDNPLAY NEWS – Misteri Lengan Shanks telah memicu spekulasi sejak pertama kali diperlihatkan dalam kisah pembuka One Piece. Dalam episode awal di…